Kamis, 10 November 2011

cara menghitung kebutuhan bahan kering (BK) seekor sapi

Jika Seekor sapi memiliki berat badan 280 kg, kebutuhan bahan kering sapi tersebut adalah 3,6% dari BB. Berapa kg kebutuhan bahan kering sapi tersebut?
Jawab :
Dik     : BB sapi = 280 Kg
     BK Yang dibutuhkan = 3,6%
     BK rumput gajah = 23%
     BK Jerami padi = 50,09%
Dit     : Berapa kebutuhan Bk sapi tersebut?
Penyelesain :
    Rumput Gajah
280 kg x 3,6% = 10,08 kg Bahan Kering
X x 23%  = 10,08 kg
    X = (10,08 kg)/(23%)
 X = 43, 826 kg rumput gajah segar
    Jerami Padi
280 kg x 3,6% = 10,08 kg Bahan Kering
X x 50,09% = 10,08 kg
    X     =     (10,08 kg)/(50,09 %)
    X     = 20,1237 kg jerami segar
Penggabungan :
Soal
Apabila rumput gajah dan jerami digabungkan, jika rumput gajah = 60% dan jerami padi = 40% hitunglah :
    Berapa kg rumput gajah segar yang dibutuhkan?
    Berapa kg jerami padi yang dibutuhkan?


Jawab :
Dik    : kebutuhan Bk = 10,08 kg
     Rumput gajah yang diberikan = 60 %
     Jerami padi yang diberikan = 40 %
Dit :     Berapa kg rumput gajah segar yang dibutuhkan?
Berapa kg jerami padi yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
    Rumput gajah     60%
10,08 % x 60 % = 6, 048 kg Bk
    Jerami padi 40%
10,08 % x 40 % = 4,032 kg Bk
           -----+
                   10,08 kg BK
    Rumput gajah
X segar x 23 % = 6,048 kg
    X segar = (6,048 kg)/(23 % ) 
         = (6,048 kg )/(0,23 )
         = 26, 2956 kg rumput gajah segar
    Jerami padi
X segar x 50,09 % = 4,032 kg
    X segar      = (4,032 kg)/(50,09%)
              = (4,032 kg)/0,5009
              = 8, 0495 kg jerami segar

Soal
Apabila rumput gajah, jerami padi dan dedak (Bk = 86%) digabungkan dengan persentase masing-masing rumput gajah 50 %, jerami padi = 40 %, dan dedak = 10 %. Maka hitunglah
    Berapa kg rumput gajah segar ?
    Berapa kg jerami padi?
    Berapa kg dedak?
Jawab :
Dik     : rumput gajah = 50%
     Jerami padi     = 40%
     Dedak (bk=86%)= 10%
Dit     : Berapa  kg rumput gajah segar?
      Berapa kg jerami padi?
      Berapa kg dedak?
Penyelesaian :
    Rumput gajah 50%
10,08 kg x 50% = 5,04 kg Bk
    Jerami padi 40%
10,08 kg x 40% = 4,032 kg Bk
    Dedak 10%
10,08 kg x 10% = 1,008 kg Bk
              ----∓
                  10,08 kg Bk
    Rumput gajah
X segar x 23% = 5,04 kg
    X segar = (5,04 kg)/(23%)
         = (5,04 kg)/0,23
         = 21, 913 kg segar
    Jerami padi
X segar x 50,09% = 4,032 kg
    X segar      = (4,032 kg)/(50,09 %)
              = (4,032 kg)/(0,5009 )
              = 8,0495 kg segar
    Dedak
X dedak x 86 % = 1,008 kg
    X dedak = (1,008 kg )/(86 %)
           = (1,008 kg)/(0,86 )
           = 1,172 kg dedak







Daftar Pustaka

Anonim, 2011. http://nutrisi.awardspace.com/ttg/amoniasijerami.pdf
    Diakses Tanggal 17 September 2011
Anonim, 2011 . http://www.fapet.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/amoniasi-urea.pdf
    Diakses Tanggal 20 September 2011
Anonim, 2011. http://manglayang.blogsome.com/2005/12/31/hijauan-pakan-ternak-rumput-gajah-pennisetum-purpureum/
    Diakses Tanggal 20 September 2011
Anonim,2011.  http://eprints.undip.ac.id/5699/
    Diakses Tanggal 20 September 2011
Anonim, 2011. Penentuan Nilai Daya Tarik Alternatif Startegi Pemanfaatan Limbah   Tanaman Pangan Sebagai Pakan Ternak Ruminansia Di Sulawesi Selatan. Institut Pertanian Bogor.
    Diakses Tanggal 29 September 2011

pengenalan bahan pakan secara makroskopis


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris dan kepulauan terbesar dunia, menyimpan potensi bahan baku pakan lokal yang besar. Pengembangan lima jenis sumber bahan baku pakan sebagai andalan di masa depan, yaitu kacang-kacangan, ikan, kelapa sawit, sagu dan singkong. Kelima sumber bahan pakan tersebut sangat potensial dari aspek luasan lahan, jumlah produksi dan peluang pengembangannya. Di Indonesia terdapat banyak ragam kacang-kacangan yang dapat tumbuh dan berkembang di berbagai kondisi agro-ekosistem seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang koro pedang, kacang koro benguk, kacang merah, kacang hijau, kecipir. Sementara sebagai negara dengan dua pertiga luas wilayahnya berupa lautan dan memiliki garis pantai terpanjang di dunia, memiliki sumber daya kelautan khususnya ikan juga sangat besar.
Salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan dalam beternak adalah manajemen peternak.  Manajemen ini mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan perlakuan terhadap ternak yang diternakkan. Namun terkadang para peternak kurang memperhatikan manajemen dalam beternak, sehingga hasil dari peternakannya juga kurang memuaskan. Dalam peternakan manajemen pemberian pakan sangatlah penting, baik pakan yang berasal dari hijaun, sisa hasil pertanian dan lain-lain.
Selain itu peternak juga biasanya tidak memperhatikan sebenarnya selain pakan yang berasal dari rumput- rumputan sebagai sumber protein ternyata masih ada tanaman yang lain yang merupakan sumber energi bagi ternak yaitu legume atau kacang-kacangan. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis.
Tujuan
            Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemahaman mengenai jenis-jenis bahan pakan secara makroskopis sebelum membuat formulasi ransum.
Kegunaan
            Kegunaan dari Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis adalah agar peserta praktikum dapat mengetahui jenis-jenis bahan pakan secara makroskopis dan dapat mengelompokkannya berdasarkan tata cara evaluasi bahan pakan.


TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Pakan, Ransum, Konsentrat, dan Hijauan
1.      Pakan
Menurut Egarusiani (2009) yang menyatakan bahwa Pakan adalah suatu bahan pakan atau campuran bahan pakan yang dimakan hewan atau ternak serta mengandung energi, protein, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh hewan atau ternak lainnya.
Lebih lanjut Puslitbangnak (2011) menambahkan Pakan ruminansia terdiri atas pakan hijauan sumber serat dan pakan tambahan sumber protein, energi, mineral dan vitamin. Sejumlah kecil suplemen tertentu seperti mineral, vitamin atau asam amino diberikan kalau benar-benar menjadi pembatas produksi. Sebagian besar hijauan pakan adalah rerumputan dan semak dengan kandungan protein antara 6-10% dan TDN 50% atau kurang sehingga hanya cocok untuk hidup pokok. Di musim penghujan hijauan ini berlimpah, sebaliknya di musim kemarau sedikit. Dengan penyimpanan dalam bentuk kering, hijauan ini dapat dimanfaatkan selama musim kemarau.
2.      Ransum
Menurut Sinaga (2009) yang menyatakan bahwa ransum adalah makanan yang disediakan bagi ternak untuk 24 jam. Karena suatu ransum seimbang menyediakan semua zat makanan yang dibutuhkan untuk memberi makan ternak selama 24 jam.
Lebih lanjut Sinaga (2009) menambahkan bahwa Konsumsi ransum sangat dipengaruhi oleh berat badan dan umur ternak konsumsi ransum akan semakin meningkat dengan meningkatnya berat badan ternak. Jumlah ransum yang dikonsumsi juga akan bertambah dengan bertambahnya umur ternak.

3.      Konsentrat
Konsentrat adalah bahan pakan yang mengandung nutrisi yang sangat tinggi, dengan kandungan serat rendah. Konsentrat adalah bahan makanan yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. konsentrat atau makanan penguat adalah bahan pakan yang tinggi kadar zat-zat makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar (dibawah 18%). Konsentrat mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Penggunaan konsentrat agar dapat mencapai sasaran harus memperhatikan 3 hal berikut ini: (1) Pemberian konsentrat jangan terlalu berlebihan, namun harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ternak; (2) Pemberian konsentrat jangan terlalu berlebihan, namun harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ternak; dan (3) Pemberian konsentrat harus sesuai dengan imbangan jumlah produksi (susu atau daging). (Priyono, 2008)
4.      Hijauan
Hijauan pakan (Forages) ini dikenal pula dengan istilah hijauan makanan ternak (HMT) Contohnya:Rumput Rumput-rumputan misalnya rumput gajah, teki, ilalang dan lain-lain. Leguminosa misalnya kalopo, centro, serta hijauan lain selain rumput dan legume contoh nangka, ketela pohon dan lain-lain. (Egarusiani, 2009) Sumberdaya tanaman pakan pada umumnya mengandalkan berbagai jenis tanaman hijauan pakan kelompok rumput-rumputan  (Gramineae) dan leguminosa (Leguminoseae).  Namun mengandalkan sumberdaya tanaman hijauan pakan ini secara kuantitatif, kualitatif dan kontinyuitas sulit diharapkan karena ketersediaan alokasi lahan yang diperuntukkan.  Sumberdaya pakan yang potensial adalah pemanfaatan limbah pertanian dan industri pertanian.  Di daerah pertanian lahan kering dapat diharapkan ketersediaan jerami padi, jerami jagung, pucuk tebu, juga jerami kacang tanah dan kedelai, disamping hasil pengolahan hasil pertanian katul dan berbagai bungkil.
B.     Bahan Baku Pakan
Bahan baku pakan dapat berasal dari dua sumber yaitu berasal dari nabati dan hewani. Bahan baku pakan seperti hijauan, leguminosa, biji-bijian serta hasil sampingan industri pertanian  seperti bungkil dan sisa tanaman pertanian seperti jerami, semuanya merupakan bahan baku pakan yang berasal dari tumbuhan atau nabati. Bahan baku pakan yang berasal dari hewan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung tulang, tepung susu, tepung telur, dan tepung daging (Anonimb, 2011).
Berikut adalah beberapa macam hijauan dan leguminosa misalnya seperti :
a.       Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur (Anonimb, 2011).
Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah longsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama (Anonimb, 2011).
b.      Tapal kuda (Centella asiatica)
Kaki kuda (Centella asiatica) termasuk familia Umbelliferae. Tumbuhan ini tumbuh di sekitar pantai sampai dengan ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut, untuk pengembangbiakannya tumbuhan ini kaki kuda ini dilakukan dengan cara stek karena lebih cepat tumbuhnya. Di Jawa Barat kadang-kadang tumbuhan daun kaki kuda ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan-perkebunan teh (Anonimb, 2011).
c.       Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Tanah asli lamtoro adalah Meksiko dan Amerika Tengah, di mana tanaman ini tumbuh menyebar luas. Penjajah Spanyol membawa biji-bijinya dari sana ke Filipina di akhir abad XVI. dan dari tempat ini mulailah lamtoro menyebar luas ke pelbagai bagian dunia; ditanam sebagai peneduh tanaman kopi, penghasil kayu bakar, serta sumber pakan ternak yang lekas tumbuh.[5]Lamtoro mudah beradaptasi, dan segera saja tanaman ini menjadi liar di berbagai daerah tropis di Asia dan Afrika; termasuk pula di Indonesia (Priyono,2008).
d.      Centro (Centrocema pubescens)
Centrosema pubescens atau biasa disebut Sentro berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini merupakan salah satu dari jenis legum yang paling luas penyebarannya di kawasan tropis lembab. Sentro diintroduksi ke kawasan Asia Tenggara dari kawasan tropis Amerika di abad ke 19 atau lebih awal. Bentuk bunganya yang seperti kupu-kupu sangat cantik dan khas dengan warnanya yang ungu terang (Egarusiani,2009).
e.       Kalopo (Calopogonium muconoides)
Kalopo adalah salah satu bahan pakan hijauan yang berasal dari bangsa kacang-kacangan atau leguminosa. Dari banyak penelitian dapat diketahui bahwa kalopo merupakan sumber protein yang sangat baik bagi ternak. (Egarusiani,2009)
f.       Kacang tanah (Arachis hypogaea)
Merupakan tanaman penghasil biji untuk produksi minyak yang penting di negara-negara berkembang. India dan China merupakan negara penghasil kacang tanah terbesar. Bungkil kacang tanah merupakan hasil ikutan proses ekstraksi minyak yang dikandung biji kacang tanah. Kandungan PK bungkil kacang tanah berkisar 44%-47%. Dibandingkan dengan bungkil kedelai, bungkil kacang tanah mempunyai kandungan asam amino essential yang lebih jelek, khususnya lysine. Karena keberadaan tannins pada kulit kacang tanah, kecernaan protein bungkil kacang tanah cenderung lebih rendah demikian juga ketersediaan asam amino juga rendah.Kacang tanah ini banyak disukai oleh ternak dan merupakan pakan suplementasi protein dari tumbuhan yang secara luas dipakai untuk ternak. Kacang tanah sebagai bahan baku pakan ternak bisa digunakan dalam komposisi pakan karena kaya akan lemak kasar. Selain itu kacang tanah merupakan sumber protein nabati yang tinggi, protein kasar yang terkandung 40,2% dan energi metabolisme mencapai 2.200 kkal/kg (Anonim c, 2011).
g.      Kacang kedelai (Glycine max)
Kedelai merupakan sumber protein nabati dan sumber energi. Namun, sebagai bahan pakan unggas kedelai mempunyai kelemahan karena mengandung anti-tripsin yang dapat menghambat pertumbuhan unggas. Oleh karena itu, sebelum digunakan kedelai harus disangrai terlebih dahulu. Dengan perlakuan tersebut dapat melemahkan zat anti-tripsin yang merugikan bagi unggas. Selain itu, penggunaan kedelai sebagai bahan pakan unggas dinilai kurang ekonomis (Rasyaf, 1992).
h.      Tepung Tulang
Peran tepung tulang sebagai campuran pakan unggas adalah sebagai sumber kalsium dan fosfor. Tidak semua jenis tulang dapat digunakan sebagai bahan baku tepung tulang, tetapi hanya tulang ternak dewasa saja yang dapat digunakan, seperti tulang sapi, kerbau, babi, dan kuda.Tepung tulang yang baik biasanya memenuhi beberapa syarat, diantaranya berwarna keputih-putihan, tidak berbau, tidak mengandung bibit penyakit, kadar air paling tinggi 5% (Rasyaf, 1992).
i.        Tepung Rese
Tepung rese didapatkan dari kulit dan kepala udang yang digiling. Pada proses pembuatannya sebaiknya dipisahkan antara kulit dan kepala udang yang masih basah dengan yang kering setelah sebelumnya dibersihakan dari kotoran. Kulit dan kepala udang kering dapat langsung digiling dan diayak untuk mendapatkan tepung yang halus. Sementara kulit dan kepala udang basah dapat digiling setelah kering ataupun saat masih basah (Rasyaf, 1992).
j.        Tepung bekicot
Tepung bekicot merupakan salah satu bahan pakan unggas yang mengandung banyak protein. Tepung bekicot ini diperoleh dari proses pengolahan daging bekicot menjadi tepung (Anonim, 2011).
k.      Kacang hijau
Kacang hijau akan vitamin B1 dan mineral fosfor. Namun, kacang hijau jarang digunakan sebagai campuran pakan unggas karena kurang ekonomis (Anonimb, 2011).
l.        Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa diperoleh dari ampas kopra. Bungkil kelapa mengandung 11% air, minyak 20%, protein 45%, karbohidrat 12 dan 5% abu. Bungkil kelapa banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Negara pengimpor bungkil kelapa terbesar adalah Belgia yang mendatangkan bungkil kelapa dari Ceylon rata-rata 24.000 ton per tahun (Anonim, 2011).
m.    Urea
Urea merupakan sumber Non Protein Nitrogen (NPN) karena urea mengandung nitrogen sebesar 45%, yang sama dengan protein kasar sebesar 281%. Di dalam rumen NPNmerupakan salah satu bahan pembentuk asam amino, kemudian dengan bantuan mikrobarumen beberapa asam amino bergabung untuk membentu protein. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa pembentukan protein dapat berasal dari NPN dengan bantuan kerja mikrobarumen. Jumlah urea yang diberikan pada sapi tidak boleh berlebihan. Takaran pemberian 100mg/Kg Berat Badan sapi atau 10 gram/100 Kg Berat Badan sapi atau maksimal 115 gram/ekor sapi. Apabila diberikan lebih dari takaran akan mengakibatkan keracunan.Gejala-gejala yang terlihat apabila terjadi keracunan urea :1. Sapi tampak gelisah2. Meneteskan air liur (ngiler)3. Perut gembung4. Menyepak-nyepakan kakinya ke perut5. Jalan sempoyongan6. Sesak nafas7. Mati apabila tidak cepat tertolong (Anonim, 2011).

n.      Jagung (Zea mays L.)
Merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya) (Anonim, 2011).
o.      Pakan penguat atau konsentrat
Konsentrat adalah pakan ternak yang mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Kalau dibandingkan dengan pakan serat, pakan penguat diperlukan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan pakan serat untuk mendapatkan sejumlah zat gizi yang sama. Biasanya pakan penguat atau konsentrat mempunyai nilai yang lebih mahal per satuan berat dibandingkan dengan pakan serat. Namun demikian, hal ini tidak selalu karena ada beberapa limbah pengolahan produk pertanian yang mungkin nilainya tidak mahal atau tersedia melimpah (untuk tempat-tempat tertentu), misalnya ampas tahu (Anonimb, 2011).
1.      Tepung Herbal
Herbal Salah satu alternatif yang aman digunakan adalah tanaman herbal, dimana tujuan penggunaan herbal adalah untuk mengganti penggunaan antibiotik dalam pakan dan air minum sebagai feed additive yang dapat memberikan efek negatif pada ternak seperti growth promoter dan pencegah penyakit serta dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh ternak. Penggunaan herbal sebagai feed additive dalam ransum broiler bertujuan untuk mengganti penggunaan antibiotik sebagai growth promotor dan pencegah penyakit pada ternak unggas sehingga ternak dan manusia dapat terhindar dari residue antibiotik dan resistensi bakteri. Manfaat penggunaan herbal dalam ransum unggas adalah sebagai feed additive yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan pertumbuhan dan kesehatan ternak. Selain itu, penggunaan herbal relatif lebih murah dibandingkan dengan antibiotik, sehingga penggunaan herbal kini harus lebih ditingkatkan dan masa yang akan datang dengan cara yang modern. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain : kencur, temu kunci, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, bengkuang, daun sirih, sereh, belimbing wuluh, kemangi, temu lawak, temu hitamBahan-bahan yang diperlukan antara lain : kencur, temu kunci, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, bengkuang, daun sirih, sereh, belimbing wuluh, kemangi, temu lawak, temu hitam (Anonim, 2011).

C.    Spesifikasi Bahan Pakan
Spesifikasi bahan pakan terdiri dari beberapa yaitu bahan pakan khusus misalnya molasses dan ragi yang berguna sebagai perekat. Bahan pakan leguminosa seperti centro dan calopo. Bahan pakan hewani seperti tepung ikan, bahan pakan biji-bijian seperti jagung, bahan pakan hasil sampingan biji-bijian seperti bungkil dan bahan pakan dari hasil sampingan biji-bijan berupa minyak seperti minyak kedelai (Puslitbangnak, 2011).

D.    Bahan Pakan Berdasarkan Asalnya
Menurut asalnya. Bahan pakan asal nabati misalnya hijauan pakan (Forages) hijauan pakan ini dikenal pula dengan istilah hijauan makanan ternak (HMT) Contohnya: Rumput Rumput-rumputan :rumput gajah,teki, ilalang dll), leguminosa contoh kalopo, centro, serta hijauan lain selain rumput dan legume nangka, ketelapohon) Jerami atau sisa tanaman pertanian. Bebijian (Co: Jagung, shorgum, gandum,padi) Umbi (ketela pohon, rambat, kentang)Hasil sisa ato hasil sampingan industri pertanian(bungil, bekatul, onggok, tetes). Bahan pakan asal Hewan : Tepung daging, tpg tulang, tpg darah, tpg susu, tpg telur Bahan Pakan asal ikan : Tepung ikan, tepung kepala udang dll (Priyono, 2008).
Anonim (2011) membagi bahan pakan berdasarkan asalnya menjadi dua golongan yaitu bahan pakan asal hewan contoh tepung limbah katak, tepung bekicot, tepung jangkrik, tepung bulu, tepung ikan dan lain-lain. Dan bahan pakan asal nabati misalnya bungkil kelapa, rumput-rumputan, kacang-kacangan dan lain.
Selain bahan pakan yang berasal dari hewani dan bahan pakan dari asal nabati masih terdapat bahan pakan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Bahan pakan ini berasal dari alam atau secara alami. Yang termasuk bahan pakan alami adalah urea dan sulfur. Bahan pakan ini dibutuhkan oleh ternak sebagai feed aditif dan ada juga sebagai sumber mineral.(Anggorodi, 1995)
E.     Bahan Pakan Berdasarkan Bentuk
Egarusiani (2009) membagi bahan pakan menurut bentuk fisiknya dibedakan menjadi 3 juga yaitu:
  1. Bentuk butiran(Co: jagung ,shorgum.
  2.  Bentuk Tepung(co: dedak, bekatu, tepung ikan,dll),
  3. Bentuk cair(Co: minyak ikan dan minyak kedelai).
Menurut bentuk fisiknya dibedakan menjadi tiga yaitu bentuk butiran contoh jagung dan shorgum, bentuk tepung misalnya dedak, bekatul, tepung ikan dan lain-lain, serta bentuk cair yakni minyak ikan, minyak kedelai dan lain-lain. (Anonim, 2011).
F.     Bahan Pakan Berdasarkan Sumber
              Ada beberapa bahan pakan berdasarkan sumbernya dan ini berkaitan dengan kandungan gizinya apakah termasuk sumber energi seperti dedak dan ubi kayu, sumber protein ada dua yaitu dari tanaman seperti bungkil kelapa dan kedelai dan dari hewani seperti tepung darah dan tepung bulu. Selanjutnya sumber mineral seperti tepung tulang, kapur dan garam, sumber vitamin seperti minyak ikan dan juga sebagai imbuhan pakan seperti antibiotika, hormon dan enzim (Anggorodi,1995).
G.    Bahan Pakan Berdasarkan Kelaziman
Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang lazim dipakai unuk menyusun ransum, bahan pakan ini dapat berasala dari tanaman ataupun hewan, ikan, dan hasil sampingan industri pertanian.(Co: Rumput, tp daging, bekatul dll) Bahan pakan inkonvensional adalah bahan pakan yang tidak atau belum lazim dipakai untuk menyusun ransum.bahan pakan inibisa berasal dari industri kimia, pertamian maupun hasil fermentasi (CO: Urea, Diamonium fosfat, baggase, isi rumen, protein sel tunggal). (Egarusiani, 2009)
Anonim (2011) membagi bahan pakan berdasarkan kelazimannya menjadi dua yakni bahan pakan konvensional adalah bahan baku pakan yang sering digunakan dalam pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup dan disukai ternak. Sedangkan bahan pakan inkonvensional adalah bahan pakan tidak atau lazim dipakai untuk menyusun ransum.
Bahan pakan inkonvensional bahan pakan ini tidak atau belum lazim dipakai untuk menyusun ransum. Bahan pakan ini berasal dari industry kimia, pertanian maupun hasil fermentasi contohnya urea, isi rumen, dll.) Bahan pakan non konvensional dapat berasal dari hewan maupun nabati baik itu limbah maupun non limbah yang memiliki sumber energy dan protein serta dapat juga berupa bahan pakan tambahan (Anggorodi,1995).



METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Oktober 2011 Pukul 15.00 Wita sampai selesai di Laboratorium Anggrostologi, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum
            Alat-alat yang digunakan pada praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis adalah kamera foto, dan toples.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum), lamtoro (Leucaena leucocephala), centro (Centrocema pubescens), tapal kuda (Centella asiatica), kalopo (calopogonium muconoides), tepung rese, herbal, jagung, kacang hijau, kacang gude, molasses kacang tanah, tepung tulang, kacang kedele, tepung darah, urea, sulfur, tepung tapioca, tepung bulu, tepung bekicot, dedak, konsentrat, dan bungkil kelapa.

Metodologi Praktikum
            Menyiapkan bahan-bahan serta alat yang akan digunakan dalam praktikum. Selanjutnya mencatat nama bahan, nama ilmiah, cirri-ciri, asal, bentuk warna, tekstur, bau, asal, sumber, dan spesifikasi. Mengambil gambar dari setiap bahan praktikum yang diamati.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan Bahan Pakan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai bahan pakan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Bahan Pakan
No
Bhn
Pakan
Bentuk
Warna
Tekstur
Bau
Asal
Sumber
Spesifikasi
1.
Tepung Rese
Serbuk kasar
Coklat muda
kasar
khas
hewani
protein
Hasil pengelolan industri pertanian
2.
Herbal
serbuk
kream
kasar
khas
nabati
Zat aditif
Khusus
3.
jagung
butiran
kuning
kasar
khas
nabati
energi
Biji-bijian
4.
Kacang hijau
butiran
hijau
Kasar
khas
nabati
protein
Biji-bijian
5.
Kacang gude
butiran
hitam
kasar
Khas
nabati
protein
Biji-bijian
6.
Molasses
cair
hitam
cair
Khas kecap
nabati
Feed aditif
Sampingan industri tebu
7.
Kacang tanah
butiran
kream
kasar
khas
nabati
protein
Biji-bijian
8.
Tepung tulang
tepung
putih
halus
khas
hewani
protein
hewani
9.
Kacang kedele
butiran
kuning
Kasar
khas
nabati
protein
Biji-bijian
10.
Tepung darah
tepung
Merah tua
halus
khas
hewani
protein
Hewani
11.
urea
butiran
putih
kasar
khas
alami
Feed aditif
alami
12.
sulfur
tepung
kuning
halus
khas
alami
mineral
alami
13.
Tepung tapioka
tepung
putih
halus
khas
nabati
energi
Pengolaan industri pertanian
14.
Tepung bulu
tepung
putih
halus
khas
hewani
protein
Sampingan ternak
15.
Tepung bekicot
tepung
Coklat
halus
khas
hewani
protein
hewan
16.
dedak
serbuk
kream
halus
khas
nabati
protein
Sampingan industri pertanian
17.
konsentrat
serbuk
kream
kasar
khas
nabati
energi
industri
18.
Bungkil kelapa
serbuk
coklat
kasar
khas
nabati
protein
Sampingan pengelolan industri pertanian
Sumber : Data Hasil Pengamatan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011.
            Dari hasil pengamatan mengenai bahan pakan maka diperoleh hasil bahwa berdasarkan asalnya maka bahan pakan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu bahan pakan yang berasal dari hewan, bahan pakan alami dan bahan pakan yang berasal dari nabati. Yang termasuk bahan pakan yang berasal dari hewani adalah tepung rese, tepung tulang, tepung darah, tepung bulu dan tepung bekicot. Sedangkan yang termasuk bahan pakan yang berasal dari nabati adalah herbal, jagung, kacang hijau, kacang gude, molasses kacang tanah, kacang kedele, tepung tapioca, dedak, konsentrat, dan bungkil kelapa. Sedangkan yang termasuk bahan pakan alami adalah urea dan sulfur. Hal ini sesuai dengan pendapat Egarusiani (2009) yang membagi tiga bahan pakan berdasarkan asalnya yakni bahan pakan yang berasal dari tanaman, misalnya tanaman hijauan, jerami atau sisa hasil pertanian, butiran, umbi-umbian, dan hasil sampingan industri. Bahan pakan asal hewan yakni tepung tulang, tepung darah, dan lain-lain.
            Sedangkan dari spesifikasinya diperoleh hasil bahwa bahan pakan yang diamati ada yang merupakan hasil pengelolaan industri pertanian, khusus, biji-bijian, hewani dan alami. Hal ini sesuai dengan pendapat Puslitbangnak (2001) yang menyatakan bahwa bahan pakan hasil sampingan dari industry seperti bungkil kelapa sawit, sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan konsentrat karena mengandung protein yang sangat tinggi.
            Menurut priyono bahan pakan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan konsentrat adalah biji-bijian beras, jagung, sorghum dan “millet”. SE dan TDN nya tinggi, kandungan potein kasar menengah dan serat kasar yang rendah, kandungan mineral bervariasi, tepung daging, tepung tulang dan daging, tepung darah, hasil samping pengolahan ikan seperti tepung ikan dan ikan kecil, hasil sampingan pengolahan susu seperti bubuk susu skim, “whey” dan lemak susu.
B.     Hasil Pengamatan Bahan Pakan Hijauan Secara Makroskopis
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai bahan pakan hijauan secara makroskopis maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengamatan Bahan Pakan Hijauan Secara Makroskopis
No
Nama Bahan
Nama Ilmiah
Ciri-ciri
Asal
1
Rumput gajah
Pennisetum Purpureum
Berbulu halus, daun menyirip runcing, batang beruas, bunga kuning emas, berbentuk lilin.
Afrika
2
Lamtoro
Leucena Leucocepala
Bunga putih, daun jamak, warna coklat pada kulit batang, memiliki kambiun
Amerika
3
Sentro
Centrocema Pubescens
Bunga berwarna ungu, berdaun tiga, menjalar, permukaan daun halus
Amerika tengah dan Selatan
4
Tapal kuda
Centella asiatica
Berdaun lebar, permukaan daun halus, ujung daun terbelah, memiliki urat daun
Jawa barat
5
Kalopo
Calopogonium muconoides
Bulu kuning keemasan, permukaan daun kasar, berakar serabut.
Amerika
Sumber : Data Hasil Pengamatan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa bahan pakan asal hijauan terbagi atas dua macam yakni bahan pakan hijauan yang termasuk bangsa rumput-rumputan dan kacang-kacangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Puslitbangnak (2011) yang menyatakan bahwa sebagian besar hijauan pakan adalah rerumputan dan semak dengan kandungan protein antara 6-10% dan TDN 50% atau kurang sehingga hanya cocok untuk hidup pokok. Di musim penghujan hijauan ini berlimpah, sebaliknya di musim kemarau sedikit. Pada musim kemarau limbah tanaman pangan, khususnya jerami padi menjadi sumber penting hijauan di samping rumput. Jerami ini mengandung protein 5% atau kurang dan kecernaan sekitar 30-40% sehingga tidak menunjang kebutuhan hidup pokok. Meskipun demikian, karena produktivitasnya tinggi, 6-11 ton bahan kering/ha, produk ini harus ditingkatkan gizinya dengan perlakuan seperti amoniasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal.20 Hasil penelitian menunjukkan bahwa seekor sapi seberat 300 kg mampu mengkonsumsi bahan kering jerami olahan sebanyak 8 kg/hari.
Hijauan leguminosa telah disosialisasikan untuk pakan sumber protein (lebih dari 10%). Di samping jenis yang merambat, leguminosa herba jenis penutup tanah di perkebunan seperti sentro dan kalopo merupakan sumber amonia yang baik untuk pencernaan mikrobial di rumen dan sudah dimanfaatkan.
Leguminosa pohon cocok dibudidayakan untuk mengatasi kekurangan hijauan. Di antaranya adalah lamtoro, glirisidia, kaliandra, turi dan akasia, di mana hanya lamtoro dan glirisidia yang sudah dimanfaatkan oleh peternak. Protein dari hijauan ini relatif lambat dicerna di rumen sehingga memasok amonia di rumen secara kontinyu sepanjang hari. Karena produksinya relatif rendah, diperlukan teknologi pengawetan hasil di saat berlimpah terutama untuk keperluan di musim kemarau.


            Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pakan hijaun baik rumput-rumputan maupun kacang-kacangan termasuk dalam pakan konvensional. Hal ini sesuai dengan pendapat Egarusiani (2009) yang menyatakan bahwa Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang lazim dipakai unuk menyusun ransum, bahan pakan ini dapat berasala dari tanaman ataupun hewan, ikan, dan hasil sampingan industri pertanian.(Co: Rumput, tp daging, bekatul dll).


PENUTUP
Kesimpilan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai Pengenalan Bahan Pakan Secara Makroskopis maka dapat disimpulkan :
1.      Berdasarkan bentuknya bahan pakan dapat dibedakan menjadi bentuk serbuk (tepung rese, herbal, dedak, konsentrat dan bungkil kelapa), bentuk butiran (jagung, kacang hijau, kacang gude, kacang tanah, kacang kedele, dan urea) bentuk cair yaitu molasses, dan bentuk tepung (tepung tulang, tepung darah, sulfur, tepung tapioca, tepung bulu, dan tepung bekicot).
2.      Berdasrkan warnanya bahan pakan dapat dibedakan warna coklat (tepung rese, tepung bekicot, dan bungkil kelapa), warna kream(herbal, kacang tanah, dedak, dan konsentrat), warna kuning (jagung, kacang kedele dan sulfur), warna hijau (kacang hijau), warna hitam (kacang gude molasses), warna putih (tepung tulang, tepung tapioka dan tepung bulu) dan warna merah tua yaitu tepung darah.
3.      Dilihat dari teksturnya dapat dibedakan kasar (tepung rese, herbal, jagung, kacang hijau, kacang gude, kacang tanah, kacang kedela, urea, konsentratdan bungkil kelapa. Tekstur cair yaitu molasses. Dan tekstur halus yaitu tepung tulang tepung darah, sulfur tepung tapioca, tepung bulu, tepung bekicot, dedak,.
4.      Dari semua bahan pakan masing-masing memiliki bau khas.
5.      Bahan pakan dari asalnya terbagi atas tiga yaitu nabati, hewani dan alami. Asal nabati yaitu herbal, kacang hijau, kacang gude molasses, dan lain-lain. Sedangkan asal hewani yaitu tepung rese, tepung tulang, tepung bulu dan lain-lain. Dan alami yaitu urea dan sulfur.
6.      Berdasrkan sumber maka dapat dibedakan sebagai sumber protein (tepung rese, kacang hijau, kacang gude, kacang tanah, tepung tulang kacang kedele, tepung darah, tepung bulu, tepung bekicot, dedak dan bungkil kelapa). Feed aditif (herbal, dan urea), sumber energi (jagung, tepung tapioca, dan konsentrat), sumber mineral yaitu sulfur.
7.      Spesifikasi bahan pakan hasil pengelolaan industry (tepung rese, molasses, tepung tapioca, dedak dan bungkil kelapa). Khusus yaitu herbal, sampingan biji-bijian jagung, kacang hijau, kacang tanah, kacang kedele, sampingan ternak tepung tulang, tepung darah, tepung bulu, dan tepung bekicot.
8.      Bahan pakan hijauan terbagi atas dua yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan leguminosa lamtoro (Leucena leucocepala), sentro (Centrocema pubescens), kalopo (Calopogonium muconoides), tapal kuda (Centella asiatica),


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. http//: Pakan. Wikipedia.html
            Diakses Pada 29 Oktober 2011
______b, 2011. Pakan.  http://id.wikipedia.org/wiki/Pakan
            Diakses Pada 29 Oktober 2011
Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas.PT. Gramedia Pustaka Utama,
    Jakarta
Egarusiani. 2009. Bahan Kuliah Bahan Pakan. Wordpress.com
            Diakses Pada 29 Oktober 2011
Puslitbangnak. 2011. Sumber Bahan Pakan Lokal Ternak Ruminansia. Jawa Barat.
            Diakses Pada 29 Oktober 2011
Priyono. 2008. Konsentrat. Ilmu Peternakan. Undip. Ac.id
            Diakses Pada 29 Oktober 2011
Rasyaf, M., 1992, Seputar Makanan Ayam Kampung. Kanisius, Yogyakarta.
Sinaga, Sauland. 2009. Nutrisi dan Ransum Babi. Wordpress.com
            Diakses Pada 29 Oktober 2011